Jago
Public Speaking untuk Pemula
Jika kita
menginginkan public speaking kita tidak perlu sungkan saat ingin berharap tinggi dengan
semua prestasi itu. Karena dengan self mastery, audience mastery, content mastery, dan slide
design yang bagus, maka semua ekspektasi public
speaker akan menjadi nyata adanya.
Self Mastery
Self mastery adalah kemampuan seseorang untuk
mengendalikan diri sendiri menjadi sosok public speaker yang baik. Kemampuan ini adalah hal
pertama yang harus diperhatikan. Karena sejatinya, kepribadian akan membuat
audien menjadi lebih nyaman dan bersahabat. Acara yang berlangsung menjadi enak
diikuti dan tak membosankan. Yang terpenting, energi positif mengiringi
keberjalanan acara hingga selesai. Oleh karena itu, perhatikanlah 8 hal
berikut.
Position
Posisi adalah peranan penting dalam estetika
pemandangan. Berita informasi yang tertulis di sebuah kertas A4 tidak akan
terbaca dengan baik jika kertasnya menghadap ke lantai, begitu juga jika
posisinya menyampingi pembaca. Begitu lah analogi peranan posisi dalam
sesi public
speaking.
Gunakanlah sikap terbuka agar
tidak menimbulkan kesan self-blocking dari perspektif audien. Bukankah dengan sikap terbuka membuat
dunia ini menjadi lebih luas untuk diarungi? kecenderungan manusia adalah untuk
bersosialisasi, maka bukalah “pintu gerbangnya” sebelum mereka memintanya.
Hati-hati dengan kecenderungan tubuh kita
saat public
speaking. Condong ke
depan adalah satu-satunya sikap paling enak dilihat
dibanding posisi lainnya. Bagaimana kita bisa nyaman berbicara dengan orang
dalam posisi dibelakangi oleh lawan bicara. Rasa angkuh dan kurang percaya diri
menjadi corak bagi yang melakukannya.
Medan presentasi yang luas janganlah
disia-siakan. Terpaku di satu titik membuat kesan kekosongan pada medan
presentasi. Jangan terpaku di satu tempat, perluaslah
jangkauan beridiri, hampiri setiap insan yang hadir di depanmu, bukankah
menyapanya dengan baik adalah imbalan yang cocok atas kesungguhannya untuk
duduk mendengarkan?
Namun tetaplah waspada pada
pergerakanmu saat berjalan-jalan mengelilingi medan presentasi. Seringkali
barang-barang di luar pengawasan kita membuat diri ini tersandung malu,
kesalahan teknis bisa saja terjadi, kabel proyektor copot karena tersandung
kaki yang buta arah melangkah. Mata kaki tidaklah dapat membantu kaki
melangkah. Penglihatan yang awas lah yang memandunya menuju puncak gunung nan
tinggi.
Gesture
Gerakan tubuh (gesture) adalah hal yang
sepele, namun kehadirannya dapat mengganggu konsentrasi audien pada materi
yang public speaker atau presenter sampaikan. Namun, gerakan tubuh yang kaku
dan kurang bervariatif juga membuat bosan audien.
Bersikap natural adalah langkah awal dalam mengatur
gerakan tubuh. Jangan sampai terlihat dibuat-buat, jangan pula terlalu kaku.
Bagitu juga hidari gerakan yang berulang-ulang, biasanya
audien suka menghitung perulangan tersebut, khususnya kata-kata. Acap kali
gerakan berulang tersebut justru jadi bahan lelucon di antara audien pasca
acara.
Selain gerakan tersebut, ada juga gerakan yang
mengganggu, seperti mengupil, menguap, menggaruk-garuk kepala,
mengorek-ngorek kuping, menggaruk-garuk bagian tubuh, dan lain sebagainya.
Hindari ini sebisa mungkin, walalupun ini manusiawi, namun tidak untuk
dinikmati oleh orang lain.
Gerakan lain yang paling kelihatan
adalah ekspresi
wajah. Terlalu datar akan membuat audien kurang menikmati
presentasi. Ada sebuah prinsip yang sangat bagus, yakni “mirrorring”. Ekspresi lawan bicara dapat kita
modifikasi dengan modifikasi ekspresi kita sendiri. Jika ingin membuat audien
berbinar-binar maka tunjukkanlah wajah penuh semangat dan keyakinan. Jika ingin
membuat audien terharu, bawalah ekpresimu dengan penuh keikhlasan dan kesan
penderitaan.
Voice
Suara adalah faktor selanjutnya yang harus
diperhatikan. Dengannya, audien dapat menaruh perhatian di saat fokusnya
berantakan. Begitu sebaliknya, justru ini dapat membuat audien menghilangkan
fokusnya dari public speaker.
Hal pertama yang harus diperhatikan
adalah volume
suara. Terlalu kecil dapat meresahkan telinga audien. Namun bukan
berarti tidak boleh bersuara kecil, hal itu dapat dimainkan dalam intonasi
pengucapan kata agar lebih menarik. Perhatikan pula kecepatan
biacaramu! Jangan membuatnya terlalu lambat sehingga audien
mengantuk dan jangan terlalu cepat sehingga audien tidak memerhatikan. Buatlah
penjedaan dalam setiap kalimat atau paragraf yang terucap.
Hal lain yang cukup penting dan membuat
suara kita menjadi sempurna adalah pelafalan dan artikulasi. Latihan pelafan huruf
per huruf seperti latihan danlap. Gunakan suara perut untuk mengatur volume dan
pernapasan. Rasakan aliran udara yang mengalir melalui rangga mulut. Pastikan
kadarnnya sudah sesuai sehingga orang yang mendengarkan mudah mencerna.
Eye Contact
Kontak mata memiliki peranan agar forum
menjadi lebih hidup. Kontak mata memberikan kesan komunikasi dua arah secara
personal. Ada konsep yang terdiri ddari 3 langkah dalam kontak mata: see, lock, and leave. Tatap mata satu orang, kunci pandangan
dalam beberapa beberapa detik, lalu tinggalkan untuk pindah ke otang yang lain.
Tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat dalam menyapu kontak mata audien di
presentasi.
Practice and Practice
Kunci dari andal adalah terbiasa. Akan lebih
baik jika terus berlatih mengguanakan alat peraga yang akan
dipakai di saat presentasi. Jangan lupa untuk survey
lapangan, karena dengannya kamu bisa lebih percaya diri saat
presentasi dan tidak demam panggung. Bahkan jika perlu kamu bisa sekalian
mencoba presentasi dengan mic dan proyektor di tempat
tersebut.
Relax
Tegang saat presentasi dapat membuat hilang
ingatan sesaat. Materi yang sudah dihafal menjadi lupa, langkah-langkah yang
sudah diturunkan saat latihan mendadak blank not
responding. Maka buatlah diri sesantai mungkin saat akan presentasi dan tetap
serius! Keep Smile :)
Visualize
Tips selanjutnya adalah coba visualisasikan
di otakmu bahwa dirimu sedang memberikan presentasi. Bayangkan suaramu yang
keras menggemakan ruangan. Bayangkan pula tepuk tangan dari audien saat kamu
presentasi. Hal tersebut dapat membuatmu lebih percaya diri.
Realize
Yang terakhir adalah lakukan apa yang sudah
kamu rencakan tadi. Larangan-larangan segera ditinggalkan. Anjuran-anjuran
silakan dilakukan. Semoga presentasimu menjadi presentasi terindah dalam
hidupmu sehingga membuat namamu harum di depan orang banyak.
Audience Mastery
Selanjutnya, bagaimana cara menguasai
audien? Mari sama-sama perhatikan.
Who are your listeners?
Perhartikan usia lawan
bicara. Pengguanaan bahasa harus menyesuaikan usia. Sopan pada yang lebih tua,
santai dengan yang lebih muda. Perhatikan pula gender lawan
bicara. Presenter harus dapat momosisikan dirinya di atas audien jika audiennya
laki-laki. Karena laki-laki menjunjung tinggi harga diri. Untuk perempuan,
tidak terlalu bermasalah.
Ketahui tingkat pendidikan lawan
bicara. Jangan menggunakan bahasa integral lipat ganda dengan orang setingkat
satpam atau masyarakat awam lainnya. Kenali pula latar
belakang budayanya. Jangan sampai melakukan kesalahan yang
tidak boleh dilakukan pada budaya lawan bicara. Terakhir, munculkan juga rasa tertarikmu
saat berbicara dengan lawan bicara, coba berkenalan dengan audien dan sapa
secara personal.
Audience analysis
Saat presentasi sedang berjalan, lakukan
analisi terhadap audien agar kamu dapat mengambil perlakuan yang tepat.
Analisis ekspresi wajah mereka. Jika sudah menunjukkan
ekspresi yang sedang bosan, segera putar otak untuk mencairkan suasana, bisa
dengan games dan lain-lain.
Selanjutnya analisis pula bahasa
tubuh. Hentakan kaki ke lantai secara terus-menerus menunjukkan
rasa bosan, tangan yang blocking juga harus diwaspasai. Pokoknya harus peka. Begitu pula dengan respon secara
terang-terangan dari mereka.
Handling the audiences
Libatkan si “clown” dalam sesi
pembicaraan. The clown adalah orang yang aktif dan agresif dalam forum. Orang
yang cukup menghibur ini dapat dimanfaatkan agar forum lebih hidup. Perhatikan
pula si “sniper”,
orang yang mengeluarkan pendapat-pendapatnya secara terus-menerus tidak
terkendali. Jangan takut dengannya, buat dirimu welcome, dam jangan baper. Tetap yakin kita yang
lebih berkuasa dalam forum tersebut.
Jangan berasumsi bahwa “snowman”
tidak berantusias. Barangkali ada masalah yang mengganggunya, maka tanyakan
saja. Tetap sabar pada “black cloud”, tunjukkan bahwa anda berbeda dengan
yang lainnya. Tetap ajak “unwanted panelist” dalam diskusi, namun beri
giliran kepada audien yang lain agar tidak dia-dia terus.
Handling a difficult question
Jika berhadapan dengan pertanyaan yang
sulit, coba kuasai materi dan pahami pertanyaannya terlebih dahulu. Jangan lupa
ucapkan terimakasih kepada penanya. Tetap senang dan bersikap positif di depan
panggung. Jika benar-benar mentok, coba kembalikan pertanyaan ke audien untuk
membantu menjawab. Jika tidak ada sama sekali yang berpendapat, jangan sungkan
untuk mengatakan “aku tidak tahu”.
Content Mastery
Pilihlah subjek yang kamu suka untuk
dibawakan. Ketahui banyak soal subjek materi tersebut agar dapat menguasainya.
Lalu libatkan topik tersebut dalam pembicaraan sehari-hari. Gunakan humor agar
lebih menarik, tambahkan cerita pengalaman agar audien lebih menaruh perhatian,
dan guanakan bahasa sehari-hari agar lebih sederhana.
Slide Design
Perindah tampilan slide power point. Teks
yang ditampilkan jangan kepanjangan. Menggunakan gambar lebih mudah dicerna
daripada tulisan. Pastikan font bisa dibaca dengan jelas, J4nG4n 4l4y! Gunakan
percampuran warna yang indah dilihat. bila perlu tambahkan animasi dan vidio.
Buat materi yang mudah dimengerti.
Manfaatkan teknik extended screen pada layar monitormu. Jangan lupa cantumkan
sumber referensi. Fokus pada materi, bukan media. Yang paling penting adalah
pengalaman.